Jumat, 08 April 2011

Berdialektika Tanpa Batas

Diposting oleh Ranthy Aprilly di 21.29

“Ruang kuliah bukanlah titik akhir dialektika mahasiswa”

 Gagasan tidak terbatas ruang dan waktu, ungkapan inilah yang harus dipahami mahasiswa baru (maba) hari ini. Kampus yang notabene tempat bertemunya berbagai macam pemikiran ternyata mempunyai ruang-ruang lain yang sering diabaikan . Hal ini bukan tanpa sebab sistem perkuliahan yang mengikat, membuat mahasiswa menghabiskan waktunya hanya pada ruang kelas.
Ironisnya, dalam  ruang kelas pun dialog yang berlangsung masih bersifat satu arah. Artinya, banyak mahasiswa baru yang menjadikan dosen sebagai dewa dalam memberikan mata kuliah. Seperti peristiwa yang sering terjadi, ketika dosen memberikan mata kuliah, tidak sedikit mahasiswa yang diam dan hanya menerima tanpa berdiskusi mengenai mata kuliah yang diberikan.
Perasaan takut atau masih menyesuaikan merupakan salah satu alasan. Hal ini sudah menjadi kultur tersendiri di kalangan maba, tidak aneh lagi jika hari ini kultur tersebut masih ada antara maba dengan maba atau maba dengan dosen.Proses inilah yang  akan membuat ruang kuliah menjadi mati. Mati dalam berdialog (berdiskusi) dan bersikap kritis. Ruang kuliah yang seharusnya dapat membangun kretifitas serta inovasi berubah fungsi menjadi ruang kosong.
Tidak heran jika stigma mahasiswa kupu-kupu ( kuliah – pulang ) dan kuman-kuman (kuliah-main) hadir sebagai bentuk realitas hari ini. Alasan seperti lelah dan penat pun banyak muncul dikalangan mahasiswa untuk menjawab hal tersebut. Hal ini sangat disayangkan, karena kegiatan mahasiswa tidak hanya pada tataran bangku perkuliahan. Agenda seperti diskusi, berorganisasi, ataupun berkumpul untuk menjalin persekawanan antar mahasiswa perlu dilakukan.
Tempat nongkrong yang sering didatangi seharusnya dapat dimanfaatkan  mahasiswa dengan kegiatan diskusi yang dapat mengembangkan kemampuan masing-masing individu. Isu-isu kampus atau nasional dapat dijadikan bahan untuk berdialektika. Dari tempat kecil tersebut nantinya dapat dibangun kelompok-kelompok diskusi atau studi yang dapat melibatkan lebih banyak mahasiswa.
 Persekawanan yang terjalin pun tidak hanya antar jurusan saja. Adanya agenda diskusi serta obrolan ringan, kita dapat mengenal tipe-tipe mahasiswa dengan pemikiran yang berbeda. Hal ini tentu bermanfaat bagi maba yang nantinya akan mengiri ruang-ruang dalam kampus. Disaat situasi kampus dan nasional tidak stabil, akankah mahasiswa masih berkelut dengan ruang kuliah yang hanya menjadi ruang kosong?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Remember Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei